LONDON – Sebelum menjadi presiden AS, Donald Trump membangun citranya sebagai tokoh reality-show dengan ungkapan khas, “You’re fired” yang berarti, “Anda dipecat.” Sekarang, rakyat Amerika sudah memecat dia. Dan kekalahan Trump juga sudah menyebabkan pukulan yang keras kepada kaum populis nasionalis di Eropa dan seluruh dunia. Apakah hal tersebut akan berakibat fatal?
The swamp (rawa) yang merupakan sebutan untuk kelompok elite yang tidak peduli pada nasib rakyat biasa dan menyebabkan tumbuhnya nasionalisme populis masih belum disingkirkan. Masih ada banyak sekali orang yang frustrasi terhadap kemerosotan perekonomian ataupun status sosial yang mereka yakini (atau perkirakan), dan merasa diabaikan atau dirugikan oleh para politisi yang sudah lama berkuasa. Stagnasi upah, penurunan jumlah industri, dan ketidakadilan ekonomi terus menjadi tantangan yang serius. Banyak orang yakin bahwa imigrasi dan perubahan budaya menjadi ancaman terhadap keselamatan dan cara hidup mereka. Krisis COVID-19 sudah semakin memperparah kekhawatiran mereka.
Rasa takut dan frustrasi yang terjadi secara terus menerus tercermin pada hasil pemilu AS. Meskipun calon presiden terpilih Joe Biden memenangkan pemilu dengan mendapatkan lebih dari lima juta suara di atas Trump – 3,4 persen – lebih dari 72 juta rakyat Amerika tetap memberikan suaranya kepada Trump.
To continue reading, register now.
Subscribe now for unlimited access to everything PS has to offer.
For decades, US policymakers have preferred piecemeal tactical actions, while the Chinese government has consistently taken a more strategic approach. This mismatch is the reason why Huawei, to the shock of sanctions-focused American officials, was able to make a processor breakthrough in its flagship smartphone.
warns that short-termism will never be enough to offset the long-term benefits of strategic thinking.
With a democratic recession underway in many countries, one now commonly hears talk of democratic “backsliding” on a global scale. But not only is that term misleading; it also breeds fatalism, diverting our attention from potential paths out of the new authoritarianism.
thinks the language commonly used to describe the shift toward authoritarianism is hampering solutions.
Ashoka Mody
explains the roots of the lack of accountability in India, highlights shortcomings in human capital and gender equality, casts doubt on the country’s ability to assume a Chinese-style role in manufacturing, and more.
LONDON – Sebelum menjadi presiden AS, Donald Trump membangun citranya sebagai tokoh reality-show dengan ungkapan khas, “You’re fired” yang berarti, “Anda dipecat.” Sekarang, rakyat Amerika sudah memecat dia. Dan kekalahan Trump juga sudah menyebabkan pukulan yang keras kepada kaum populis nasionalis di Eropa dan seluruh dunia. Apakah hal tersebut akan berakibat fatal?
The swamp (rawa) yang merupakan sebutan untuk kelompok elite yang tidak peduli pada nasib rakyat biasa dan menyebabkan tumbuhnya nasionalisme populis masih belum disingkirkan. Masih ada banyak sekali orang yang frustrasi terhadap kemerosotan perekonomian ataupun status sosial yang mereka yakini (atau perkirakan), dan merasa diabaikan atau dirugikan oleh para politisi yang sudah lama berkuasa. Stagnasi upah, penurunan jumlah industri, dan ketidakadilan ekonomi terus menjadi tantangan yang serius. Banyak orang yakin bahwa imigrasi dan perubahan budaya menjadi ancaman terhadap keselamatan dan cara hidup mereka. Krisis COVID-19 sudah semakin memperparah kekhawatiran mereka.
Rasa takut dan frustrasi yang terjadi secara terus menerus tercermin pada hasil pemilu AS. Meskipun calon presiden terpilih Joe Biden memenangkan pemilu dengan mendapatkan lebih dari lima juta suara di atas Trump – 3,4 persen – lebih dari 72 juta rakyat Amerika tetap memberikan suaranya kepada Trump.
To continue reading, register now.
Subscribe now for unlimited access to everything PS has to offer.
Subscribe
As a registered user, you can enjoy more PS content every month – for free.
Register
Already have an account? Log in