BEIJING – Ketika ia menyambut Presiden AS Donald Trump di Kota Terlarang di Beijing pada tahun 2017, Presiden Tiongkok Xi Jinping menunjuk ke kata “perdamaian” pada nama tiga aula dari kompleks yang besar tersebut, menekankan pepatah Konfusianisme “Perdamaian di atas segalanya.”
Dunia perlu menaati pepatah tersebut saat ini, tapi dua pemimpin negara besar tersebut justru berselisih di waktu yang sangat tidak tepat. Sentimen anti-Tiongkok meresap di masyarakat AS, dan pepatah yang saat ini populer di Tiongkok adalah kalau Anda tidak marah ke AS, maka Anda tidak patriotik.
Artificial intelligence is being designed and deployed by corporate America in ways that will disempower and displace workers and degrade the consumer experience, ultimately disappointing most investors. Yet economic history shows that it does not have to be this way.
worry that the technology will be deployed to replace, rather than empower, humans.
Amid labor-supply constraints and economic shocks, the case for productivity-boosting interventions is clear. Unless US policymakers use a combination of investment and incentives to reverse negative productivity trends, the US will achieve modest growth, at best.
urge policymakers to pursue interventions aimed at reducing supply constraints in the non-tradable sector.
BEIJING – Ketika ia menyambut Presiden AS Donald Trump di Kota Terlarang di Beijing pada tahun 2017, Presiden Tiongkok Xi Jinping menunjuk ke kata “perdamaian” pada nama tiga aula dari kompleks yang besar tersebut, menekankan pepatah Konfusianisme “Perdamaian di atas segalanya.”
Dunia perlu menaati pepatah tersebut saat ini, tapi dua pemimpin negara besar tersebut justru berselisih di waktu yang sangat tidak tepat. Sentimen anti-Tiongkok meresap di masyarakat AS, dan pepatah yang saat ini populer di Tiongkok adalah kalau Anda tidak marah ke AS, maka Anda tidak patriotik.
Ketegangan Sino-AS sudah sangat buruk sehingga sepertinya hanya serangan dari makhluk luar angkasa ke bumi yang bisa meredakan hal tersebut. Berdasarkan perspektif ini, mungkin kita harus menganggap pandemi COVID-19 sebagai serangan yang kita perlukan. Dibandingkan terus saling menyalahkan, yang tidak menghasilkan apa pun, Tiongkok dan AS seharusnya berkolaborasi untuk menemukan vaksin atau obat.
To continue reading, register now.
Subscribe now for unlimited access to everything PS has to offer.
Subscribe
As a registered user, you can enjoy more PS content every month – for free.
Register
Already have an account? Log in