US President-elect Joe Biden may have promised a “return to normalcy,” but the truth is that there is no going back. The world is changing in fundamental ways, and the actions the world takes in the next few years will be critical to lay the groundwork for a sustainable, secure, and prosperous future.
For more than 25 years, Project Syndicate has been guided by a simple credo: All people deserve access to a broad range of views by the world’s foremost leaders and thinkers on the issues, events, and forces shaping their lives. At a time of unprecedented uncertainty, that mission is more important than ever – and we remain committed to fulfilling it.
But there is no doubt that we, like so many other media organizations nowadays, are under growing strain. If you are in a position to support us, please subscribe now.
As a subscriber, you will enjoy unlimited access to our On Point suite of long reads and book reviews, Say More contributor interviews, The Year Ahead magazine, the full PS archive, and much more. You will also directly support our mission of delivering the highest-quality commentary on the world's most pressing issues to as wide an audience as possible.
By helping us to build a truly open world of ideas, every PS subscriber makes a real difference. Thank you.
SUNSHINE COAST – Krisis COVID-19 menunjukkan pentingnya akses terhadap air bersih, sanitasi dan kebersihan. Seperti yang kita semua tahu, mencuci tangan adalah salah satu bentuk pertahanan terdepan melawan virus ini. Tapi tiga miliar orang – hampir setengah dari populasi dunia – tidak punya akses terhadap fasilitas cuci tangan dasar, sekitar sepertiganya (2,2 miliar orang) tidak punya akses terhadap air minum yang bersih, dan hampir dua kali lipatnya (4,2 miliar orang) sama sekali tidak punya layanan sanitasi yang aman.
Situasi ini bahkan lebih buruk lagi di Kepulauan Pasifik, dengan jumlah orang yang tidak punya akses terhadap air minum yang aman sebesar dua kali lipat dari rata-rata global, dan indikator sanitasi lebih rendah dibandingkan di Afrika Sub-Sahara. Seperti yang bisa dilihat di Papua Nugini, tidak adanya fasilitas untuk menjaga kebersihan dasar menjadikan perlawanan terhadap virus ketika sudah menyebar menjadi sangat sulit.
Tapi terlepas dari pengetahuan kita mengenai permasalahan ini, air dan sanitasi terus tidak mendapatkan perhatian dalam agenda politik global. Semangat politisi saat meresmikan tempat pengolahan air limbah jarang sekali sama besarnya dibandingkan dengan semangat meresmikan sekolah atau rumah sakit baru. Tapi permasalahannya bukan tidak adanya kemauan politik, melainkan ketidakmampuan meraih peluang-peluang politik. Lagi pula, kita sulit membayangkan layanan pemerintah lain yang sama pentingnya dengan penyediaan air bersih dan sanitasi.
We hope you're enjoying Project Syndicate.
To continue reading, subscribe now.
Subscribe
orRegister for FREE to access two premium articles per month.
Register
Already have an account? Log in