OXFORD – Krisis ekonomi dan kemanusiaan yang disebabkan oleh pandemi ini adalah suatu kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk tidak sekedar melakukan kegiatan tanggap darurat dan mengatasi masalah struktural perekonomian kita. Paket stimulus dan pemulihan banyak negara juga sudah memperhitungkan masa depan. Tapi para pemimpin dari seluruh sektor masyarakat harus mengakui bahwa saat ini adalah sebuah peluang langka untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang hanya mungkin terjadi kalau kita mengentaskan segala bentuk kemiskinan.
Mengentaskan kemiskinan terlihat seperti suatu impian yang mustahil dicapai, tetapi menghentikan perbudakan dan sistem apartheid juga pernah terlihat seperti suatu hal yang mustahil. Peluncuran Indeks Kemiskinan Multidimensi (IKM) 2020 dapat menjadi sebuah katalis. IKM yang diterbitkan oleh Program Pembangunan PBB (UNDP) dan Insiatif Kemiskinan dan Pembangunan Manusia Oxford menunjukkan bahwa 65 dari 75 negara yang didata berhasil menurunkan angka kemiskinannya dalam jumlah yang signifikan pada dekade lalu. Selain itu, negara yang paling cepat menurunkan angka kemiskinannya, Sierra Leone, berhasil melakukannya walaupun mengalami epidemi Ebola yang mulai terjadi pada tahun 2014.
[Grafik]
To continue reading, register now.
Subscribe now for unlimited access to everything PS has to offer.
The bipartisan push to ban TikTok in the US reflects both the growing distrust of China and lawmakers’ limited understanding of the tech world. While there are legitimate national-security concerns associated with the platform, a US ban could end up accelerating deglobalization.
thinks efforts to restrict American users’ access to the app are hypocritical and counterproductive.
Turkey's massive death toll from the earthquakes in February attests to a much larger problem. From an overly powerful construction lobby and endemic corruption to the steady erosion of democratic institutions, it is clear that the country now needs a thorough political and economic transformation.
think the country needs not just a new government but a broader economic and political transformation.
OXFORD – Krisis ekonomi dan kemanusiaan yang disebabkan oleh pandemi ini adalah suatu kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk tidak sekedar melakukan kegiatan tanggap darurat dan mengatasi masalah struktural perekonomian kita. Paket stimulus dan pemulihan banyak negara juga sudah memperhitungkan masa depan. Tapi para pemimpin dari seluruh sektor masyarakat harus mengakui bahwa saat ini adalah sebuah peluang langka untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang hanya mungkin terjadi kalau kita mengentaskan segala bentuk kemiskinan.
Mengentaskan kemiskinan terlihat seperti suatu impian yang mustahil dicapai, tetapi menghentikan perbudakan dan sistem apartheid juga pernah terlihat seperti suatu hal yang mustahil. Peluncuran Indeks Kemiskinan Multidimensi (IKM) 2020 dapat menjadi sebuah katalis. IKM yang diterbitkan oleh Program Pembangunan PBB (UNDP) dan Insiatif Kemiskinan dan Pembangunan Manusia Oxford menunjukkan bahwa 65 dari 75 negara yang didata berhasil menurunkan angka kemiskinannya dalam jumlah yang signifikan pada dekade lalu. Selain itu, negara yang paling cepat menurunkan angka kemiskinannya, Sierra Leone, berhasil melakukannya walaupun mengalami epidemi Ebola yang mulai terjadi pada tahun 2014.
[Grafik]
To continue reading, register now.
Subscribe now for unlimited access to everything PS has to offer.
Subscribe
As a registered user, you can enjoy more PS content every month – for free.
Register
Already have an account? Log in