ATHENA – Layaknya Macbeth, pembuat kebijakan cenderung melakukan dosa-dosa baru untuk menutupi perilaku buruk mereka yang terdahulu. Dan sistem-sistem politik membuktikan betapa berharganya mereka melalui seberapa cepat mereka mampu mengakhiri kesalahan kebijakan yang dibuat para pejabatnya secara terus-menerus. Jika dikaji berdasarkan standar ini, maka Eurozone, terdiri dari 19 negara demokrasi yang mapan, justry tertinggal dibandingkan negara dengan perekonomian non-demokrasi terbesar di dunia.
Selepas permulaan terjadinya resesi yang didahului dengan krisis keuangan global pada tahun 2008, pembuat kebijakan di Tiongkok menghabiskan waktu tujuh tahun untuk menggantikan lemahnya kebutuhan atas ekspor bersih di negara tersebut dengan investment bubble lokal, yang diperbesar karena penjualan lahan secara agresif oleh pemerintah daerah. Ketika hari perhitungan datang di musim panas ini, para pemimpin di Tiongkok mengeluarkan $200 miliar yang merupakan cadangan devisa yang diperoleh dengan susah payah seolah-olah berperan sebagai Knut yang Agung berupaya mencegah pasang-surutnya kekalahan di pasar modal.
Akan tetapi, dibandingkan dengan Uni Eropa, upaya pemerintah Tiongkok untuk memperbaiki kesalahannya – pada akhirnya membiarkan suku bunga dan nilai saham merosot – nampak seperti teladan yang baik atas kecepatan dan efisiensi. Memang benar bahwa gagalnya “program konsolidasi dan reformasi fiskal” Yunani dan sikap pemimpin Eropa yang masih berpegang teguh meskipun sudah ada bukti selama lima tahun bahwa program ini tidak mungkin berhasil, menjadi gejala atas kegagalan tata kelola pemerintahan Eropa yang lebih luas, suatu hal yang memiliki akar historis yang mendalam.
To continue reading, register now.
Subscribe now for unlimited access to everything PS has to offer.
Since 1960, only a few countries in Latin America have narrowed the gap between their per capita income and that of the United States, while most of the region has lagged far behind. Making up for lost ground will require a coordinated effort, involving both technocratic tinkering and bold political leadership.
explain what it will take finally to achieve economic convergence with advanced economies.
Between now and the end of this decade, climate-related investments need to increase by orders of magnitude to keep the world on track toward achieving even more ambitious targets by mid-century. Fortunately, if done right, such investments could usher in an entirely new and better economy.
explains what it will take to mobilize capital for the net-zero transition worldwide.
ATHENA – Layaknya Macbeth, pembuat kebijakan cenderung melakukan dosa-dosa baru untuk menutupi perilaku buruk mereka yang terdahulu. Dan sistem-sistem politik membuktikan betapa berharganya mereka melalui seberapa cepat mereka mampu mengakhiri kesalahan kebijakan yang dibuat para pejabatnya secara terus-menerus. Jika dikaji berdasarkan standar ini, maka Eurozone, terdiri dari 19 negara demokrasi yang mapan, justry tertinggal dibandingkan negara dengan perekonomian non-demokrasi terbesar di dunia.
Selepas permulaan terjadinya resesi yang didahului dengan krisis keuangan global pada tahun 2008, pembuat kebijakan di Tiongkok menghabiskan waktu tujuh tahun untuk menggantikan lemahnya kebutuhan atas ekspor bersih di negara tersebut dengan investment bubble lokal, yang diperbesar karena penjualan lahan secara agresif oleh pemerintah daerah. Ketika hari perhitungan datang di musim panas ini, para pemimpin di Tiongkok mengeluarkan $200 miliar yang merupakan cadangan devisa yang diperoleh dengan susah payah seolah-olah berperan sebagai Knut yang Agung berupaya mencegah pasang-surutnya kekalahan di pasar modal.
Akan tetapi, dibandingkan dengan Uni Eropa, upaya pemerintah Tiongkok untuk memperbaiki kesalahannya – pada akhirnya membiarkan suku bunga dan nilai saham merosot – nampak seperti teladan yang baik atas kecepatan dan efisiensi. Memang benar bahwa gagalnya “program konsolidasi dan reformasi fiskal” Yunani dan sikap pemimpin Eropa yang masih berpegang teguh meskipun sudah ada bukti selama lima tahun bahwa program ini tidak mungkin berhasil, menjadi gejala atas kegagalan tata kelola pemerintahan Eropa yang lebih luas, suatu hal yang memiliki akar historis yang mendalam.
To continue reading, register now.
Subscribe now for unlimited access to everything PS has to offer.
Subscribe
As a registered user, you can enjoy more PS content every month – for free.
Register
Already have an account? Log in