For more than 25 years, Project Syndicate has been guided by a simple credo: All people deserve access to a broad range of views by the world's foremost leaders and thinkers on the issues, events, and forces shaping their lives. At a time of unprecedented uncertainty, that mission is more important than ever – and we remain committed to fulfilling it.
But there is no doubt that we, like so many other media organizations nowadays, are under growing strain. If you are in a position to support us, please subscribe now.
As a subscriber, you will enjoy unlimited access to our On Point suite of long reads, book reviews, and insider interviews; Big Picture topical collections; Say More contributor interviews; Opinion Has It podcast features; The Year Ahead magazine, the full PS archive, and much more. You will also directly support our mission of delivering the highest-quality commentary on the world's most pressing issues to as wide an audience as possible.
By helping us to build a truly open world of ideas, every PS subscriber makes a real difference. Thank you.
CAMBRIDGE – Selama kampanyenya, Presiden terpilih AS Donald Trump mempertanyakan aliansi-aliansi dan lembaga-lembaga yang mendasari tatanan dunia liberal, namun ia menguraikan sejumlah kebijakan yang spesifik. Mungkin pertanyaan paling penting yang ramai dibicarakan akibat kemenangannya adalah apakah fase panjang globalisasi yang dimulai pada akhir Perang Dunia II pada dasarnya telah berakhir.
Tidak demikian. Bahkan jika perjanjian-perjanjian perdagangan seperti Trans-Pacific Partnership dan TTIP gagal dan globalisasi ekonomi melambat, teknologi meningkatkan globalisasi ekologi, politik, dan sosial dalam bentuk perubahan iklim, terorisme lintas negara, dan migrasi – baik Trump menyukainya atau tidak. Tatanan dunia bukan sekedar ekonomi, dan Amerika Serikat masih menjadi pusatnya.
Warga Amerika sering salah memahami posisinya di dunia. Kita terombang-ambing antara kemenangan dan penurunan. Setelah Soviet meluncurkan Sputnik pada tahun 1957, kita percaya bahwa kita sedang mengalami penurunan. Pada tahun 1980-an, kita berpikir bahwa Jepang lah yang berkuasa. Setelah Resesi Besar (Great Recession) 2008, banyak orang Amerika salah percaya bahwa Tiongkok lebih kuat dari Amerika Serikat.
We hope you're enjoying Project Syndicate.
To continue reading, subscribe now.
Subscribe
orRegister for FREE to access two premium articles per month.
Register
Already have an account? Log in