banner Trump, Le en HitlerP Lukas Schulze/Getty Images

Cara Melawan Demagog Populis

CAMBRIDGE – Pada konferensi baru-baru ini yang Saya hadiri, Saya duduk disamping pakar kebijakan perdagangan Amerika yang terkemuka. Kami mulai berdiskusi mengenai Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), yang oleh Presiden Donald Trump dianggap sebagai penyebab sengsaranya buruh di Amerika dan ia coba untuk negosiasi ulang. “Saya tidak pernah melihat NAFTA sebagai sebuah masalah besar,” kata ekonom tersebut.

Saya tercengang. Pakar tersebut adalah salah seorang pendukung NAFTA yang paling terkemuka pada saat perjanjian tersebut disepakati seperempat abad yang lalu. Dia dan para ekonom perdagangan lainnya telah memainkan peran besar dalam mendapatkan dukungan publik Amerika terhadap perjanjian tersebut. “Saya mendukung NAFTA karena Saya kira hal ini akan membuka jalan bagi perjanjian perdagangan yang lebih lanjut,” lanjut ekonom tersebut.

Beberapa minggu kemudian, Saya mengahdiri jamuan makan malam di Eropa, dimana salah satu pembicaranya adalah mantan menteri keuangan salah satu negara yang termasuk dalam zona euro. Topik pembicaraan ketika itu adalah bangkitnya populisme. Mantan menteri tersebut telah meninggalkan dunia politik dan ia menggunakan kata-kata yang tajam ketika membicarakan tentang apa yang ia pikir sebagai kesalahan yang dilakukan oleh para elit pengambil kebijakan di Eropa. “Kita menuduh kaum populis membuat janji-janji yang tidak akan bisa mereka tepati, tapi kita seharusnya melihat diri kita sendiri,” ucapnya.

https://prosyn.org/TtkCtsiid