For more than 25 years, Project Syndicate has been guided by a simple credo: All people deserve access to a broad range of views by the world's foremost leaders and thinkers on the issues, events, and forces shaping their lives. At a time of unprecedented uncertainty, that mission is more important than ever – and we remain committed to fulfilling it.
But there is no doubt that we, like so many other media organizations nowadays, are under growing strain. If you are in a position to support us, please subscribe now.
As a subscriber, you will enjoy unlimited access to our On Point suite of long reads and book reviews, Say More contributor interviews, The Year Ahead magazine, the full PS archive, and much more. You will also directly support our mission of delivering the highest-quality commentary on the world's most pressing issues to as wide an audience as possible.
By helping us to build a truly open world of ideas, every PS subscriber makes a real difference. Thank you.
ITHACA – Beberapa tahun yang lalu, mata uang Tiongkok tampak melejit menuju dominasi global. Renminbi menjadi mata uang paling penting ke lima dalam pembayaran internasional, dan pada tahun 2016, Dana Moneter Internasional (IMF) memasukkannya ke dalam kumpulan mata uang yang menentukan nilai Hak Penarikan Khusus (Special Drawing Rights – SDR) yang merupakan aset cadangan global IMF.
Tapi sejak saat itu, kemajuan renminbi terhenti. Proporsi pembayaran internasional yang menggunakan renminbi anjlok ke bawah angka 2%, dan bagian cadangan mata uang asing global yang menggunakan aset bermata uang renminbi tetap berada pada kisaran 2%.
Pada awal tahun ini, Tiongkok menerbitkan mata uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral, sehingga menjadikan Tiongkok sebagai negara besar pertama yang melakukan hal ini. Uji coba Mata Uang Digital/Pembayaran Elektronik (Digital Currency/Electronic Payment – DCEP) sudah dimulai di empat kota, dan pemerintah Tiongkok baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk memperluas uji coba tersebut di kota-kota metropolitan penting seperti Beijing dan Tianjin, serta Hong Kong dan Macau. Tapi DCEP itu sendiri tidak akan menjadi terobosan yang akan meningkatkan peran renminbi pada sektor finansial internasional.
We hope you're enjoying Project Syndicate.
To continue reading, subscribe now.
Subscribe
orRegister for FREE to access two premium articles per month.
Register
Already have an account? Log in