dickenson15_PanuwachGetty Images_dnagenomeediting Panuwach/Getty Images

Penyuntingan Genom Warisan pada Manusia Bisa Dihindari

LONDON – Pengumuman ahli biofisika Tiongkok He Jiankui pada bulan November 2018 bahwa ia telah menciptakan bayi-bayi pertama di dunia yang genomnya telah disunting – sebuah pelanggaran serius dari sisi etika dan hukum yang berujung pada hukuman tiga tahun penjara – memberikan diskusi mengenai penyuntingan genom warisan pada manusia sebuah urgensi baru. Tapi diskusi tersebut mempunyai kesalahan fundamental. Mengingat hal yang dipertaruhkan – bagi masyarakat saat ini dan di masa depan – perbaikan arah diskusi dalam hal ini sangat diperlukan.             

Beberapa ilmuwan, futuris, dan lainnya menyatakan bahwa penyuntingan genom warisan pada manusia tidak bisa dihindari – mengubah embrio atau gamet untuk menghasilkan anak-anak dengan genetika yang disunting yang kemudian akan mewariskan genetika dan sifat yang telah disunting tersebut kepada keturunan mereka. Para pendukung penyuntingan tersebut sepertinya berasumsi kalau secara keseluruhan, hal ini merupakan sesuatu yang baik – asalkan kita menunggu hingga teknologi penyuntingan aman untuk dilakukan dan penyuntingan dilakukan dalam kondisi yang tepat. Dengan pola pikir seperti ini, mereka fokus untuk menciptakan peta jalan yang detail untuk masa depan.

Penyelenggara KTT Internasional untuk Penyuntingan Gen Manusia di tahun 2018, yang diselenggarakan beberapa hari setelah pengumuman He, menyatakan bahwa “sudah saatnya untuk menentukan cara yang hati-hati dan bertanggung jawab” menuju percobaan klinis dari penyuntingan genom warisan pada manusia. Pernyataan ini sejalan dengan kesimpulan dari Nuffield Council on Bioethics dari Inggris dan di National Academies of Sciences and Medicine AS. Akademi Nasional AS, bersama dengan Royal Society dari Inggris, ketika itu membentuk Komisi Internasional untuk Penggunaan Klinis Germinal Genom Manusia untuk mencapai misi ini.    

https://prosyn.org/XT8eJHTid